Penulis hebat tidak
terlahir secara alami. Penulis hebat lahir dari proses latihan menulis secara
terus menerus hingga akhirnya menjadi sebuah perilaku atau kebiasaan. Seperti
halnya apa yang dilakukan oleh alumni MA Islamiyah Attanwir tahun 2000, Usman Ro’in.
Kini tulisannya telah banyak tersebar di berbagai media massa baik lokal dan
nasional.
Siapapun yang
mengenalnya sewaktu masih belajar di Attanwir, tentu tidak mengira bahwa Usman
Ro’in akan menjadi seorang penulis. Sebab, waktu itu teman-teman seangkatannya
hanya mengenal Usman sebagai sosok yang biasa-biasa saja. Tidak ada sesuatu
yang sangat menonjol dari pria yang baru saja melepas masa lajangnya pada bulan
Oktober 2013 kemarin. Hal tersebut terjadi lantaran kegiatan menulisnya baru
dimulai saat dia melanjutkan studinya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Walisongo Semarang.
Ketertarikannya
dalam bidang kepenulisan berawal saat masa-masa awal perkuliahan. Saat itu,
banyak teman-teman seangkatannya di kampus yang sudah pandai menulis. Maka,
sejak saat itulah hatinya tergerak untuk bisa menulis. Bukan saja untuk dirinya
sendiri, akan tetapi tulisan itu dapat dibaca oleh masyarakat luas melalui
media massa.
Akhirnya, berkat
ketekunannya menulis, hingga saat ini tulisannya sudah banyak tersebar di berbagai
media massa lokal dan nasional. Diantaranya Radar Bojonegoro, Koran Sindo,
Koran Barometer, Koran Suara Merdeka, Koran Harian Semarang, Koran Jateng Pos.
Bahkan dia juga pernah dijadikan sosok Company Profile di Koran Tribun
Jateng dan Jawa Pos radar Semarang. Terakhir, penyuka olah raga renang ini juga
baru saja menerbitkan sebuah buku motivasi yang berjudul “Langkah Itu kehidupan”
Terkait prestasinya
tersebut, mantan koordinator Departemen Dakwah dan Pengembangan Lingkungan PC.
IPNU Bojonegoro ini mengungkapkan rahasianya. Sebenarnya, ketekunannya menulis
itu dimulai dari hal-hal kecil sebelum akhirnya tulisannya diterima oleh media
massa. Hal-hal kecil itu adalah dia selalu mengabadikan sebuah momen dalam
bentuk tulisan. Momen-momen itu ditulisnya dalam sebuah buku diary.
Saat ditanya oleh
redaksi majalah mumtaz mengapa harus dari diary? Suami dari Farikhatul Ulya ini
menjelaskan karena dari diarylah dia dapat mengekspresikan segala sesuatu yang
ia rasakan melalui tulisan. “Dulu, saat saya melihat orang bisa menulis dan
tulisan itu dimuat oleh media massa, rasanya hati ini irinya minta ampun. Dalam
hati sempat berkata, ah begini saja kecil. Tetapi, giliran saya membuktikan
untuk menulis, ternyata sulitnya minta ampun. Sejuta kata keangkuhan tadi mandeg seketika karena bingung harus
dari mana mengawali tulisan itu” akunya.
Dari pengalaman
itulah akhirnya dia mencoba untuk berlatih mengungkapkan segala sesuatu yang
dia rasakan dalam bentuk catatan harian atau diary. Bagi dia, diary adalah
tulisan khas dan simpel, namun mempunyai fungsi yang penting untuk menguasai
skill menulis dari hasil kedekatan dengan peristiwa. Akhirnya, satu persatu
tulisannya dapat dimuat oleh berbagai media massa lokal dan nasional.
“Senang sekali
rasanya, apa yang saya tulis dapat dimuat oleh media massa, tentunya hal itu
menjadi sebuah kebanggaan tersendiri yang tidak ternilai rasanya” katanya.
Selanjutnya,
disinggung terkait buku pertamanya yang baru saja terbit, pria asli Ngantulan
Kecamatan Balen ini mengatakan buku tersebut adalah buku motivasi, khususnya
bagi diri yang belum mau merenung bahwa Allah SWT telah menganugerahkan sejuta
potensi kepada setiap insan. “Niat untuk menerbitkan sebuah buku sebernarnya
telah ada semenjak lama. Kebetulan, buku tersebut dapat terselesaikan menjelang hari pernikahan saya,”
ujarnya.
Usman Roin Bersama Isteri |
“saya pikir, kenapa
buku ini tidak saya jadikan souvenir saja bagi para tamu yang telah berkenan
hadir di hari pernikahan saya,” tambahnya.
Benar saja,
ternyata buku tersebut ia jadikan souvenir bagi para tamunya yang telah
berkenan hadir memberikan doa restu di hari pernikahannya.
Sekarang, selain
sibuk mencurahkan pemikirannya melalui tulisan untuk media massa, aktifitas
sehari-harinya adalah sebagai guru ekskul jurnalistik di SMP Islam terpadu PAPB
sekaligus menjadi admin dan humas untuk mempublikasikan kegiatan-kegiatan
Yayasan Amal di media online maupun surat kabar.
Terakhir, lulusan
Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Walisongo ini berharap siswa-siswi Attanwir selalu
bersungguh-sungguh dalam belajar. Sebab hal tersebut, akan sangat bermanfaat
bagi kehidupan mereka saat tumbuh dewasa nanti.
2 comments:
siiiip deh......
bisa buat motivasi nich bagi para alumnus attanwir tercinta...
:)
admin :kalau ada temannya yang udah sukses tolong infonya untuk tak buatkab profilnya. trims
Post a Comment