Monday, January 27, 2014

Usman Roin, Kolumnis Media Massa Lokal dan Nasional

Penulis hebat tidak terlahir secara alami. Penulis hebat lahir dari proses latihan menulis secara terus menerus hingga akhirnya menjadi sebuah perilaku atau kebiasaan. Seperti halnya apa yang dilakukan oleh alumni MA Islamiyah Attanwir tahun 2000, Usman Ro’in. Kini tulisannya telah banyak tersebar di berbagai media massa baik lokal dan nasional.

Siapapun yang mengenalnya sewaktu masih belajar di Attanwir, tentu tidak mengira bahwa Usman Ro’in akan menjadi seorang penulis. Sebab, waktu itu teman-teman seangkatannya hanya mengenal Usman sebagai sosok yang biasa-biasa saja. Tidak ada sesuatu yang sangat menonjol dari pria yang baru saja melepas masa lajangnya pada bulan Oktober 2013 kemarin. Hal tersebut terjadi lantaran kegiatan menulisnya baru dimulai saat dia melanjutkan studinya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.
Ketertarikannya dalam bidang kepenulisan berawal saat masa-masa awal perkuliahan. Saat itu, banyak teman-teman seangkatannya di kampus yang sudah pandai menulis. Maka, sejak saat itulah hatinya tergerak untuk bisa menulis. Bukan saja untuk dirinya sendiri, akan tetapi tulisan itu dapat dibaca oleh masyarakat luas melalui media massa.

Akhirnya, berkat ketekunannya menulis, hingga saat ini tulisannya sudah banyak tersebar di berbagai media massa lokal dan nasional. Diantaranya Radar Bojonegoro, Koran Sindo, Koran Barometer, Koran Suara Merdeka, Koran Harian Semarang, Koran Jateng Pos. Bahkan dia juga pernah dijadikan sosok Company Profile di Koran Tribun Jateng dan Jawa Pos radar Semarang. Terakhir, penyuka olah raga renang ini juga baru saja menerbitkan sebuah buku motivasi yang berjudul “Langkah Itu kehidupan”

Terkait prestasinya tersebut, mantan koordinator Departemen Dakwah dan Pengembangan Lingkungan PC. IPNU Bojonegoro ini mengungkapkan rahasianya. Sebenarnya, ketekunannya menulis itu dimulai dari hal-hal kecil sebelum akhirnya tulisannya diterima oleh media massa. Hal-hal kecil itu adalah dia selalu mengabadikan sebuah momen dalam bentuk tulisan. Momen-momen itu ditulisnya dalam sebuah buku diary. 

Saat ditanya oleh redaksi majalah mumtaz mengapa harus dari diary? Suami dari Farikhatul Ulya ini menjelaskan karena dari diarylah dia dapat mengekspresikan segala sesuatu yang ia rasakan melalui tulisan. “Dulu, saat saya melihat orang bisa menulis dan tulisan itu dimuat oleh media massa, rasanya hati ini irinya minta ampun. Dalam hati sempat berkata, ah begini saja kecil. Tetapi, giliran saya membuktikan untuk menulis, ternyata sulitnya minta ampun. Sejuta kata keangkuhan tadi mandeg seketika karena bingung harus dari mana mengawali tulisan itu” akunya.

Dari pengalaman itulah akhirnya dia mencoba untuk berlatih mengungkapkan segala sesuatu yang dia rasakan dalam bentuk catatan harian atau diary. Bagi dia, diary adalah tulisan khas dan simpel, namun mempunyai fungsi yang penting untuk menguasai skill menulis dari hasil kedekatan dengan peristiwa. Akhirnya, satu persatu tulisannya dapat dimuat oleh berbagai media massa lokal dan nasional.

“Senang sekali rasanya, apa yang saya tulis dapat dimuat oleh media massa, tentunya hal itu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri yang tidak ternilai rasanya” katanya. 

Selanjutnya, disinggung terkait buku pertamanya yang baru saja terbit, pria asli Ngantulan Kecamatan Balen ini mengatakan buku tersebut adalah buku motivasi, khususnya bagi diri yang belum mau merenung bahwa Allah SWT telah menganugerahkan sejuta potensi kepada setiap insan. “Niat untuk menerbitkan sebuah buku sebernarnya telah ada semenjak lama. Kebetulan, buku tersebut dapat  terselesaikan menjelang hari pernikahan saya,” ujarnya.
Usman Roin Bersama Isteri

“saya pikir, kenapa buku ini tidak saya jadikan souvenir saja bagi para tamu yang telah berkenan hadir di hari pernikahan saya,” tambahnya.

Benar saja, ternyata buku tersebut ia jadikan souvenir bagi para tamunya yang telah berkenan hadir memberikan doa restu di hari pernikahannya. 

Sekarang, selain sibuk mencurahkan pemikirannya melalui tulisan untuk media massa, aktifitas sehari-harinya adalah sebagai guru ekskul jurnalistik di SMP Islam terpadu PAPB sekaligus menjadi admin dan humas untuk mempublikasikan kegiatan-kegiatan Yayasan Amal di media online maupun surat kabar.

Terakhir, lulusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Walisongo ini berharap siswa-siswi Attanwir selalu bersungguh-sungguh dalam belajar. Sebab hal tersebut, akan sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka saat tumbuh dewasa nanti.

2 comments:

farichatul ulya said...

siiiip deh......
bisa buat motivasi nich bagi para alumnus attanwir tercinta...
:)

mas awang said...

admin :kalau ada temannya yang udah sukses tolong infonya untuk tak buatkab profilnya. trims

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes