Monday, January 6, 2014

Pemimpin Itu Amanah dan Harus Ikhlas



Penampilannya kalem, tapi siapa yang menyangka gadis manis kelahiran 17 tahun silam ini adalah seorang ketua PPM (Persatuan Pelajar Madrasah) di MA Islamiyah Attanwir Talun, Sumberrejo, Bojonegoro periode 2013 – 2014. Lutfi, begitu panggilan akrabnya, putri sulung dari pasangan Nur Hadi dan Siti Khotimah ini lebih banyak menghabiskan waktunya di lingkungan madrasah. Bahkan, terkadang tak jarang dia harus menginap di madrasah apabila sedang ada kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak Madrasah maupun oleh PPM sendiri. Begitulah rutinitasnya sehari-sehari, selain menjadi seorang siswi yang sedang menempuh pendidikan di jenjang Madrasah Aliyah, di lain kesempatan dia juga harus menjadi pemimpin di organisasi intra madrasah yang kini sedang diembannya.

Meskipun selalu disibukkan dengan kegiatan-kegiatan organisasi, akan tetapi hal tersebut tidaklah menjadi penghalang baginya untuk berprestasi. Walaupun belum bisa dikatakan wah, akan tetapi minimal dia mampu menjadi juara kelas, bukan hanya sekali tapi berulang kali predikat itu berhasil diraihnya. Bahkan, prestasi tersebut selalu disandingnya semenjak duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah.
Saat diwawancarai terkait dengan jabatan yang tengah diembannya tersebut, dengan lugas gadis berpostur mungil ini mengatakan bahwa menjadi ketua adalah amanah yang harus diembannya dengan ikhlas.
“Setelah hampir setahun menjabat sebagai ketua PPM, banyak hal yang saya rasakan dan dapatkan. Terutama bagaimana saya belajar berorganisasi dan menjadi pemimpin bagi teman-teman sejawat saya yang sama-sama sedang menempuh pendidikannya di Attanwir” terangnya.
Disinggung terkait dengan prestasinya yang selalu moncer di madrasah, dia mengaku tidak mempunyai resep khusus dalam belajar. Caranya, belajar pun biasa-biasa saja dan tidak pernah mengikuti bimbingan belajar yang saat ini tengah marak.
“Dalam belajar, saya juga tidak mempunyai metode-metode khusus. Bahkan, kadang-kadang kalau sudah capek dengan kegiatan yang ada di madrasah, saya tidak belajar pada malam hari. Saya hanya belajar pada saat menjelang salat shubuh atau terkadang juga selepasnya, saat badan dan pikiran saya masih fresh untuk mempelajari apa yang telah disampaikan oleh asatidz di madrasah lalu saya fahami kembali” akunya menjelaskan. (mun)


0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes