Penampilannya kalem, tapi siapa yang menyangka
gadis manis kelahiran 17 tahun silam ini adalah seorang ketua PPM (Persatuan
Pelajar Madrasah) di MA Islamiyah Attanwir Talun, Sumberrejo, Bojonegoro
periode 2013 – 2014. Lutfi, begitu panggilan akrabnya, putri sulung dari
pasangan Nur Hadi dan Siti Khotimah ini lebih banyak menghabiskan waktunya di lingkungan
madrasah. Bahkan, terkadang tak jarang dia harus menginap di madrasah apabila
sedang ada kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak Madrasah maupun oleh PPM
sendiri. Begitulah rutinitasnya sehari-sehari, selain menjadi seorang siswi
yang sedang menempuh pendidikan di jenjang Madrasah Aliyah, di lain kesempatan
dia juga harus menjadi pemimpin di organisasi intra madrasah yang kini sedang
diembannya.
Meskipun selalu disibukkan dengan
kegiatan-kegiatan organisasi, akan tetapi hal tersebut tidaklah menjadi
penghalang baginya untuk berprestasi. Walaupun belum bisa dikatakan wah, akan
tetapi minimal dia mampu menjadi juara kelas, bukan hanya sekali tapi berulang
kali predikat itu berhasil diraihnya. Bahkan, prestasi tersebut selalu
disandingnya semenjak duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah.
Saat diwawancarai terkait dengan jabatan yang
tengah diembannya tersebut, dengan lugas gadis berpostur mungil ini mengatakan
bahwa menjadi ketua adalah amanah yang harus diembannya dengan ikhlas.
“Setelah
hampir setahun menjabat sebagai ketua PPM, banyak hal yang saya rasakan dan
dapatkan. Terutama bagaimana saya belajar berorganisasi dan menjadi pemimpin
bagi teman-teman sejawat saya yang sama-sama sedang menempuh pendidikannya di
Attanwir” terangnya.
Disinggung
terkait dengan prestasinya yang selalu moncer di madrasah, dia mengaku tidak
mempunyai resep khusus dalam belajar. Caranya, belajar pun biasa-biasa saja dan
tidak pernah mengikuti bimbingan belajar yang saat ini tengah marak.
“Dalam
belajar, saya juga tidak mempunyai metode-metode khusus. Bahkan, kadang-kadang
kalau sudah capek dengan kegiatan yang ada di madrasah, saya tidak belajar pada
malam hari. Saya hanya belajar pada saat menjelang salat shubuh atau terkadang
juga selepasnya, saat badan dan pikiran saya masih fresh untuk mempelajari apa yang telah disampaikan oleh asatidz di madrasah lalu saya fahami
kembali” akunya menjelaskan. (mun)
0 comments:
Post a Comment