Akhir
November, lingkungan Pondok Pesantren Attanwir terlihat begitu ramai tak seperti biasanya. Para pelajar terlihat
hilir mudik dari satu ruang ke ruang lainnya, dari gedung satu ke gedung
lainnya. Namun, ada juga yang bergerombol membentuk kumpulan-kumpulan kecil di
depan tiap-tiap kelas. Mereka nampak serius dengan buku yang dipegangnya. Ada
yang terlihat menghafal, mencoba menerjemahkan dan berbagai kegiatan lain yang
berkaitan dengan belajar. Mereka bukannya sedang mendapatkan hukuman dan harus
belajar di luar kelas. Bukan pula,karena ruang kelas sedang direnovasi. Akan tetapi, para
pelajar tersebut memang tengah menungu giliran masuk untuk diuji oleh
masing-masing penguji yang terdiri dari asatidz
dan sebagian siswa senior yang biasa disebut dengan Al imtihanus Syafahi
(Ujian Lisan).
Menurut Ust. Hamim Sanadi, salah satu
guru senior di Attanwir, ujian lisan telah ada sejak MA Islamiyah Attanwir
didirikan dengan mengadopsi sistem dari Pondok Pesantren Modern Gontor. Menurut
guru yang juga seorang da’i ini, ujian
lisan bertujuan membentuk mental dan keberanian peserta didik agar lebih siap
dalam menghadapi ujian tulis.
“Dalam pelaksanaan ujian lisan, kami
turut melibatkan sebagian siswa kelas XII untuk membantu para asatidz menguji siswa. Biasanya mereka diberikan tugas untuk
mengujikan materi Al-Qur’an dan Bahasa Inggris pada kelas tujuh dan delapan,”
terang Ust. Hadi selaku ketua pelaksana ujian. Pengampu mata pelajaran Bahasa
Ingggris ini mengatakan tidak semua siswa kelas XII dilibatkan. Akan tetapi,
hanya siswa yang berasal dari program IPA-lah yang dilibatkan dalam ujian
tersebut. Sementara itu, siswa yang berada pada program IPS diliburkan, kecuali
kelas XII C2 mengingat siswa yang berada pada program IPA hanya ada empat kelas
sementara kebutuhan penguji melebihi jumlah tersebut.
Ujian lisan yang dilaksanakan selama
lima hari ini dilaksanakan mulai tanggal 27 Nopember hingga 2 Desember 2013
dengan mekanisme pengujian secara bergilir, satu persatu siswa menghadap kepada
masing-masing penguji sesuai nomor urutnya dalam jadwal yang telah ditentukan
oleh panitia. Adapun materi yang diujikan adalah sebagai berikut, Bahasa Arab
dan Inggris diperutukan bagi siswa kelas IX, X dan XI. Siswa kelas VII dan VIII
mendapatkan materi Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Al-qur’an.
“Materi Bahasa Arab mencakup
Muhadasah, Qiro’ah, Tarjamah, Mufrodat dan Mahfudhot bagi peserta dari kelas
VII dan VIII. Materi ujian kelas IX ada penambahan Muthola’ah, Nahwu dan Shorof.
Materi Bahasa Arab untuk kelas X dan XI meliputi Muhaddasah, Muthola’ah, Nahwu,
Shorof dan Mufrodat” jelas Ust. Hadi
Alumnus STAI Sunan Giri dan IKIP PGRI
Bojonegoro ini menambahkan selain materi Bahasa Arab, juga ada Bahasa Inggris
dan Al-qur’an, masing-masing materi mencakup Conversation, Reading, Translation dan Vocabulary untuk Bahasa Inggris. Lingkup materi Al-qur’an meliputi
kelancaran baca Al-qur’an, mahkroj, Tajwid dan Fiqih.
Saat ditanya terkait adanya kelas XII
yang menguji kelas VII dan VIII, ayah dua anak ini menjelaskan hal tersebut
bertujuan untuk memberikan pengalaman serta pembelajaran kepada para siswa
Aliyah sebelum mereka lulus.
“Kepanitian antara MTs dan MA tetap
ada sendiri-sendiri. Meskipun begitu, kami selalu berkoordinasi mengingat
lokasinya yang berdekatan dan sama-sama dalam lingkup satu yayasan,” sambungnya.
Sementara itu, Millatus Sa’adah
peserta ujian lisan dari kelas VII A2 mengatakan bahwa dia sempat grogi dan nervous
saat hendak memasuki ruang ujian. Baginya, ujian lisan tak ubahnya sesuatu yang
menakutkan untuk dihadapi. Meskipun, saat di rumah dia juga selalu belajar
semua materi yang akan diujikan.
“Sedikit grogi dan lumayan takut
untuk masuk karena ujian ini pengalaman pertama saya ujian lisan, terlebih lagi
pengujinya adalah sang guru langsung. Hem, bikin gemeteran rasanya” katanya.
Sedangkan peserta lainnya yang
kebetulan dari kelas yang sama, Mahinda Mulya mengatakan dia tidak grogi sama
sekali karena sudah terbiasa dengan sistem ujian lisan dan dia pun cukup
percaya diri untuk mengikutinya.
“Kebetulan di Madin tempat saya
mengaji juga ada ujian lisan, jadi saya sudah terbiasa dengan sistem seperti
ini. Apalagi, saya juga sudah belajar semaksimal mungkin. Saya yakin, saya
bisa” ucapnya optimis.(red)
0 comments:
Post a Comment