Thursday, April 17, 2014

Uun Nasikhun Dari Attanwir Sampai Al Azhar, Kairo, Mesir



Sempat mengenyam pendidikan informal bahasa Inggris selama setahun di Pare, Kediri pasca lulus dari Attanwir, Uun Nasikhun tak pernah berencana untuk melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Terlebih lagi, menjadi mahasiswa di salah satu universitas tertua dan ternama di dunia, Al Azhar University, Kairo, Mesir. Keberuntungannya tersebut berawal dari kebimbangan hatinya menjelang studi akhirnya saat di Pare. Waktu itu, Uun mendapat tawaran untuk mengajar di beberapa lembaga pendidikan sebagai guru bahasa Inggris. Namun, sang Ibunda, Hj. Niswatin tidak berkenan apabila anak keduanya tersebut langsung menjadi guru. Ibundanya lebih ridho apabila ia melanjutkan belajarnya ke jenjang S1 dan menjadi seorang sarjana terlebih dahulu. Saat itulah, ia mendapatkan informasi dari teman kursusnya selama di Pare bahwa ada tes masuk perguruan tinggi di Mesir. Ternyata, perguruan tinggi yang di maksud tersebut adalah  Al-Azhar University.

Dari informasi tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk mencobanya dengan mengikuti serangkaian ujian masuk Al Azhar University melalui perwakilannya di Indonesia. Diantaranya yakni, tes tulis yang meliputi pembahasan qowaidhul lughoh, fiqh dan mengarang. Sementara untuk tes selanjutnya berupa hafalan Qur’an satu juz awal serta muhadasah.


“Alhamdulillah, saya lulus seleksi ujian masuk dan dapat belajar di Al Azhar” kata Uun saat diwawancari alumniattanwir.blogspot.com melalui akun facebooknya.
Setelah resmi dinyatakan lulus seleksi dan dapat belajar di Al Azhar, Uun memilih untuk belajar di fakultas Usuludin jurusan Hadits. Menurutnya, Hadist merupakan sumber hukum Islam kedua setelah al-qur’an yang masih terjaga kemurniannya hingga saat ini, serta  memiliki pembahasan yang sangat luas sehingga ilmu tersebut sangat menarik untuk dipelajari. 


Alumni Attanwir tahun 2005 ini mengatakan pertengahan tahun 2014 ini ia akan menjalani ujian akhir setelah sempat tertunda beberapa tahun lamanya dikarenakan harus mengulang beberapa mata pelajaran maupun terkendala beberapa kegiatan lainnya saat di Mesir. Rencananya, bila nanti benar-benar lulus, tahun ini juga ia akan segera kembali ke tanah air dan berkumpul bersama keluarga besarnya yang telah lama ia tinggalkan demi studinya di negeri orang.


“Jujur, saya belum pernah pulang ke tanah air sekalipun semenjak pertama kali saya menjejakkan kaki di negeri seribu menara ini (julukan Mesir)”katanya.


Disamping pengalaman-pengalaman akedemisnya saat belajar di Al Azhar, banyak juga pengalaman-pengalaman lainnya yang tak mungkin ia lupakan. Salah satunya adalah ketika terjadi revolusi besar-besaran di Mesir pada tahun 2011 yang menyebabkan konflik berkepanjangan yang berujung pertumpahan darah antara rakyat dengan militer Mesir yang berpihak pada penguasa. Karena peristiwa tersebut, pemerintah Indonesia langsung mengevakuasi seluruh warganya yang ada di Mesir untuk kembali ke tanah air. 



Dalam proses tersebut, tak kurang dari ribuan warga Indonesia telah dievakuasi, sebagian besar adalah mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Al Azhar. Sementara itu, Uun sendiri dengan sukarela menjadi salah satu relawan yang bertugas mengevakuasi warga Indonesia untuk dipulangkan ke tanah air. Selain itu, ia juga bertugas membantu urusan di bandara hingga membagi-bagikan sembako kepada warga Indonesia yang belum sempat terevakuasi.


Pada tahun 2011 revolusi besar-besaran terjadi, sehingga pemerintah Indonesia mengevakuasi warganya yang ada di mesir. Saat itu, saya memutuskan untuk menjadi relawan dengan harapan jika warga Indonesia dipulangkan semua, saya termasuk yang terakhir sambil berharap konflik segera berakhir, karena saya berkeinginan tidak pulang sebelum lulus” katanya.


Selain pengalamannya sebagai relawan kemanusiaan saat revolusi Mesir terjadi. Uun juga pernah menjadi TEMUS (Tenaga Energik Mahasiswa Untuk Syari’ah) atau yang lebih mudah disebut petugas haji yang bertugas untuk membantu jamaah haji dari Indonesia selama berada di Saudi Arabia.

« Alhamdulillah saya pernah menjadi Temus sekaligus menunaikan ibadah haji » terangnya.

Kedepan, setelah lulus dari Al Azhar, pria yang beralamat asli di Desa Kadungrejo Kecamatan Baureno ini masih berkeinginan untuk berada di bangku kuliah lagi pada program pasca sarjana. Selain itu, ia juga bercita-cita memiliki sekolah bertaraf internasional bagi anak-anak yang kurang mampu sehingga diharapkan akan dapat menciptakan generasi yang unggul dan merata pada setiap kalangan masyarakat. Semoga!

3 comments:

mas awang said...

Semoga menginspirasi

Serupaesok said...

keren banget pak... semoga tertular. aamiin, hehe

Dwi Yuni Asri said...

Aamiin Ya Allah semoga Allah selalu meridhoi langkah demi langkah pak Uun selama di Dunia HIngga nanti kelak Di Akhirat...
Sejarah Yang sangat menginspirasi !!!

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes