Sempat mengenyam pendidikan informal bahasa Inggris selama setahun di Pare,
Kediri pasca lulus dari Attanwir, Uun Nasikhun tak pernah berencana untuk
melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Terlebih lagi, menjadi mahasiswa di
salah satu universitas tertua dan ternama di dunia, Al Azhar University, Kairo,
Mesir. Keberuntungannya
tersebut berawal dari kebimbangan hatinya menjelang studi akhirnya saat di Pare.
Waktu itu, Uun mendapat tawaran untuk mengajar di beberapa lembaga pendidikan
sebagai guru bahasa Inggris. Namun, sang Ibunda, Hj. Niswatin tidak berkenan
apabila anak keduanya tersebut langsung menjadi guru. Ibundanya lebih ridho
apabila ia melanjutkan belajarnya ke jenjang S1 dan menjadi seorang sarjana
terlebih dahulu. Saat itulah, ia mendapatkan informasi dari teman kursusnya
selama di Pare bahwa ada tes masuk perguruan tinggi di Mesir. Ternyata,
perguruan tinggi yang di maksud tersebut adalah Al-Azhar University.
Dari informasi tersebut, akhirnya
ia memutuskan untuk mencobanya dengan mengikuti serangkaian ujian masuk Al
Azhar University melalui perwakilannya di Indonesia. Diantaranya yakni, tes
tulis yang meliputi pembahasan qowaidhul lughoh, fiqh dan mengarang. Sementara
untuk tes selanjutnya berupa hafalan Qur’an satu juz awal serta muhadasah.
“Alhamdulillah, saya lulus seleksi
ujian masuk dan dapat belajar di Al Azhar” kata Uun saat diwawancari
alumniattanwir.blogspot.com melalui akun facebooknya.
Setelah resmi dinyatakan lulus seleksi dan dapat belajar di
Al Azhar, Uun memilih untuk belajar di fakultas Usuludin jurusan Hadits.
Menurutnya, Hadist merupakan sumber hukum Islam kedua setelah al-qur’an yang masih
terjaga kemurniannya hingga saat ini, serta
memiliki pembahasan yang sangat luas sehingga ilmu tersebut sangat
menarik untuk dipelajari.
Alumni
Attanwir tahun 2005 ini mengatakan pertengahan tahun 2014 ini ia akan
menjalani ujian akhir setelah sempat tertunda beberapa tahun lamanya
dikarenakan harus mengulang beberapa mata pelajaran maupun terkendala beberapa
kegiatan lainnya saat di Mesir. Rencananya, bila nanti benar-benar lulus, tahun
ini juga ia akan segera kembali ke tanah air dan berkumpul bersama keluarga
besarnya yang telah lama ia tinggalkan demi studinya di negeri orang.
“Jujur, saya belum pernah pulang ke tanah air sekalipun semenjak pertama
kali saya menjejakkan kaki di negeri
seribu menara ini (julukan Mesir)”katanya.
Disamping pengalaman-pengalaman akedemisnya saat belajar di Al Azhar,
banyak juga pengalaman-pengalaman lainnya yang tak mungkin ia lupakan. Salah
satunya adalah ketika terjadi revolusi besar-besaran di Mesir pada tahun 2011 yang
menyebabkan konflik berkepanjangan yang berujung pertumpahan darah antara
rakyat dengan militer Mesir yang berpihak pada penguasa. Karena peristiwa
tersebut, pemerintah Indonesia langsung mengevakuasi seluruh warganya yang ada
di Mesir untuk kembali ke tanah air.
Dalam proses tersebut, tak kurang dari ribuan warga Indonesia telah
dievakuasi, sebagian besar adalah mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Al
Azhar. Sementara itu, Uun sendiri dengan sukarela menjadi salah satu relawan
yang bertugas mengevakuasi warga Indonesia untuk dipulangkan ke tanah air.
Selain itu, ia juga bertugas membantu urusan di bandara hingga membagi-bagikan
sembako kepada warga Indonesia yang belum sempat terevakuasi.
“Pada tahun 2011 revolusi
besar-besaran terjadi, sehingga pemerintah Indonesia mengevakuasi warganya yang
ada di mesir. Saat
itu, saya memutuskan untuk menjadi relawan dengan harapan jika warga Indonesia
dipulangkan semua, saya termasuk yang terakhir sambil berharap konflik segera
berakhir, karena saya berkeinginan tidak pulang sebelum lulus” katanya.
Selain pengalamannya sebagai
relawan kemanusiaan saat revolusi Mesir terjadi. Uun juga pernah menjadi TEMUS
(Tenaga Energik Mahasiswa Untuk Syari’ah) atau yang lebih mudah disebut petugas haji yang bertugas untuk membantu jamaah haji
dari Indonesia selama berada di Saudi Arabia.
« Alhamdulillah saya pernah
menjadi Temus sekaligus menunaikan ibadah haji » terangnya.
Kedepan, setelah lulus dari Al
Azhar, pria yang beralamat asli di Desa Kadungrejo Kecamatan Baureno ini masih
berkeinginan untuk berada di bangku kuliah lagi pada program pasca sarjana. Selain itu, ia juga bercita-cita
memiliki sekolah bertaraf internasional bagi anak-anak yang kurang mampu
sehingga diharapkan akan dapat menciptakan generasi yang unggul dan merata pada
setiap kalangan masyarakat. Semoga!
3 comments:
Semoga menginspirasi
keren banget pak... semoga tertular. aamiin, hehe
Aamiin Ya Allah semoga Allah selalu meridhoi langkah demi langkah pak Uun selama di Dunia HIngga nanti kelak Di Akhirat...
Sejarah Yang sangat menginspirasi !!!
Post a Comment