Kegemarannya menulis memanglah
belum terlalu lama. Akan tetapi, dalam kurung waktu yang relatif singkat
tersebut karya-karyanya berupa artikel, opini, esay, resensi,
maupun puisi sudah sering dimuat oleh beragam media massa. Mulai dari bulletin,
koran maupun portal berita online sudah pernah mempublikasikan
tulisan-tulisannya. Siapa lagi kalau bukan Muhammad Ali Murtadlo, alumni Attanwir tahun
2010 yang kini tengah menempuh studi akhirnya di UINSA Surabaya ini mengawali
kegiatan menulisnya pada semester kedua masa belajarnya sebagai mahasiswa. Saat
itu, dia termotivasi oleh tulisan temannya yang sering nongol di media massa.
Tak ingin kalah dengan temannya tersebut, akhirnya dia pun melakukan langkah
serupa yakni, menulis
Namun, menulis
ternyata bukanlah perkara yang mudah, perlu ketekunan untuk bisa melakukannya
hingga akhirnya tulisan tersebut dapat diterima oleh media massa. Sadar akan
kemampuannya yang masih awam, ia pun tak segan-segan untuk belajar menulis
kepada para ahlinya. Salah satunya adalah kepada temannya yang menjadi
inspirasi awal dirinya untuk menulis.Gayungpun bersambut, ternyata temannya
tersebut begitu terbuka untuk membimbingnya belajar menulis. Selain itu, ia
juga bergabung dengan komunitas-komunitas menulis yang ada dikampusnya meskipun
tidak begitu lama dan kebanyakan belajar sendiri secara otodidak dengan cara membaca
tulisan-tulisan orang lain yang telah dimuat media massa.
“Entah sudah
berapa kali tulisan-tulisan saya selalu ditolak oleh media massa saat awal-awal
belajar menulis, sampai akhirnya tulisan saya yang berjudul “ Nasionalisme yang
Hilang” di muat Harian Surya pada tanggal 20 Mei 2011 sekaligus menjadi tulisan
pertama yang dimuat oleh media massa” kenangnya.
Akhirnya,
setelah berhasil menembus ketatnya persaingan di media massa, Ali pun semakin
giat untuk menulis dan menulis. Terhitung, hingga saat ini tak kepalang berapa
banyak media massa yang telah mempublikasikan karya-karyanya seperti halnya,
Republika, Bali Post, Suara Karya, Sumut Post, Metro Riau, Radar Surabaya,
Harian Surya, Duta Masyarakat, Harian Bhirawa, Kabar Indonesia, Rima News,
Okezone.com, Lintasgayo, Haluan Kepri, Nu Online serta Era Madina.
Calon praktisi
hukum Islam ini mengatakan baginya menulis adalah bentuk pengabdian dari
eksistensi diri. Karena kekuatan otak tidak akan mampu untuk mengingat
pengalaman-pengalaman yang telah seseorang lakukan untuk selamanya. Maka,
dengan tulisanlah seseorang dapat mengingat kembali apa saja yang telah di
alami dan dilakukannya.
Selain menulis,
mahasiswa jurusan Ahwalus Syakhsiyah (hukum perdata Islam) UINSA Surabaya ini
juga hobi sekali mendaki gunung. Banyak sudah gunung-gunung yang telah berhasil
ia taklukkan, seperti halnya gunung Lawu, gunung Semeru, gunung Kelud dan
gunung Wilis. Dengan mendaki gunung-gunung tersebut, ia merasa dapat menikmati
alam secara dekat dan merasakan kedamaian hati dalam sunyinya alam.
0 comments:
Post a Comment