Menjadi wakil Jawa Timur di
pentas Nasional, tentunya merupakan sebuah kebanggaan dan pengalaman yang tak
mungkin bisa dilupakan. Terlebih lagi, saat itu ia adalah satu-satunya
perwakilan Bojonegoro yang lolos dan berhak mewakili Jawa Timur dalam dua
program kepemudaan, Jambore Pemuda
Indonesia (JPI) dan Bakti Pemuda
Antar Provinsi (BPAP) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tahun 2011 bersama 23
orang pemuda lainnya dari seluruh pelosok Jawa Timur. Selama mengikuti program
tersebut, tentunya banyak sekali cerita dan pengalaman-pengalaman menarik yang
sekiranya patut ia bagikan. Untuk itulah alumniattanwir.blogspot.com sengaja menampilkan
profilnya sebagai inspirasi dan motivasi bagi para pembaca sekalian untuk
berprestasi. Khususnya, bagi Anda para remaja yang saat ini masih duduk
dibangku sekolah maupun Perguruan Tinggi. Berikut profil singkatnya!
Terlahir dari keluarga sederhana
dan anak seorang petani bukanlah alasan baginya untuk tidak berprestasi.
Dimulai dari keaktifannya berorganisasi sejak Aliyah maupun setelahnya, menjadi
salah satu kunci suksesnya berpartisipasi pada program tahunan yang
diselenggarakan oleh Kemenpora tersebut. Siti
Masulah, begitulah nama lengkapnya, alumni Attanwir tahun 2008 ini bisa
dikatakan cukup beruntung. Sebab, dari sekian ratus pemuda Jawa Timur yang
mengikuti seleksi JPI dan BPAP saat itu, ia menjadi salah satu peserta yang
terpilih dan berhak mewakili Jawa Timur di pentas Nasional.
Tak pernah terbayangkan
sebelumnya, dialah yang terpilih. Sebab, saat itu masih ada dua orang seniornya
di OKP (Organisasi Kepemudaan) yang juga lolos ditingkat Provinsi. Belum, lagi
sebagian besar peserta lainnya dari Kabupaten lain rata-rata adalah alumni
Kange Yune di daerah masing-masing yang tentunya memiliki kapasitas yang lebih
untuk mewakili Jawa Timur di pentas Nasional mengingat quota peserta yang ada
hanyalah 24 orang peserta.
“Saat itu, saya tak menyangka
bisa berhasil sejauh itu. Jujur, dari banyaknya peserta yang ada , kebanyakan
adalah alumni Kange Yune di daerah masing-masing. Belum lagi, ada juga dua
orang senior saya di OKP yang juga lolos di tingkat Provinsi sehingga membuat
saya agak pesimis untuk melangkah lebih jauh lagi” katanya.
Namun, keberuntungan ternyata
lebih berpihak kepadanya. Sepekan setelah seleksi di tingkat Provinsi
dilaksanakan. Ula, nama panggilannya dinyatakan lolos dan berhak mewakili Jawa
Timur pada Jambore Pemuda Indonesia
(JPI) dan Bakti Pemuda Antar
Provinsi (BPAP) tahun 2011.
“Saat itu, kebetulan JPI
dilaksanaan di Jawa Timur dan bertempat di Kanjuruan Malang. Sementara untuk
BPAPnya sendiri saya ditempatkan di Provinsi Bangka Belitung, buminya Laskar
Pelangi” terangnya.
Lebih jauh lagi, Ula menjelaskan
bahwa proses seleksi dimulai dari tingkat Kabupaten dan diselenggarakan oleh
Dinas Pemuda dan Olahraga setempat dimana materi yang diujikan meliputi Seni
Budaya, Wawasan Kebangsaan, Wirausaha dan mata pelajaran umum. Setelah itu,
para peserta yang lolos seleksi dikirimkan ke tingkat Provinsi untuk mengikuti
ujian serupa.
“Di Provinsi ujiannya lebih ketat
lagi, sebab pesertanya adalah perwakilan dari masing-masing daerah yang juga
lolos seleksi sebelumnya” imbuhnya.
Setelah terpilih, para peserta di
karantina selama sepekan penuh untuk digodok kepribadiannya dan juga dibekali
dengan hal-hal yang sekiranya akan dibutuhkan dalam JPI dan BPAP. Seperti
halnya seni budaya yang mencakup penguasaan tari-tarian dan alat-alat musik
tradisional. Ada juga pembelajaran terkait pembuatan beraneka ragam kuliner-kuliner
khas Jawa Timur dan tentunya materi-materi lainnya yang berhubungan dengan
program tersebut.
Wanita yang sebentar lagi akan
menjadi seorang ibu ini mengatakan banyak hal yang ia dapatkan selama mengikuti
program tersebut. Diantaranya adalah keanekaragaman budaya Indonesia yang dapat
ia lihat langsung saat pelaksanaan JPI melalui perwakilan-perwakilan pemuda
lainnya dari seantero nusantara yang menampilkan adat dan budaya mereka
masing-masing.
“Mengesankan sekali dapat berbaur
dan berbagi budaya dengan para pemuda Indonesia lainnya selama Jambore”
kenangnya.
Selanjutnya, setelah Jambore
Pemuda Indonesia (JPI) berakhir. Para peserta dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok untuk mengikuti BPAP (Bakti Pemuda Antar Provinsi) yang berlangsung
selama sebulan penuh.
“Pada program BPAP, setiap
Provinsi berpartner dengan tiga Provinsi lainnya. Saat itu, Jawa Timur
berpartner dengan Bangka Belitung, Lampung dan Papua” jelasnya.
“Jadi, peserta dari masing-masing
provinsi tersebut dioplos. Katakalah, peserta dari Jawa Timur ada 24 orang.
Maka, 24 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, dimana tiap kelompoknya
terdiri dari 8 orang peserta. Masing-masing kelompok tersebut akhirnya disebar
ke tiga Provinsi Partner tersebut dan begitupun sebaliknya” imbuhnya.
Selama di Bangka Belitung, banyak
pula hal dan pengalaman yang ia dapatkan. Mulai dari mendapatkan keluarga
angkat, belajar adat dan budaya Belitung, mengunjungi Pabrik Timah untuk
melihat proses penambangan dan pengolahannya, mengunjungi UKM-UKM setempat yang
bercirikan khas Belitung dan tentunya banyak lagi lainnya yang tidak dapat
diceritakan satu persatu.
“Intinya, program tersebut
mengajak kita untuk saling berbagi dan mengenal budaya Indonesia yang beraneka
ragam banyaknya, disamping juga sebagai sarana pemersatu bangsa” katanya.
Kini, setelah mengikuti program
tersebut, setiap tahun ia juga bertugas untuk menyeleksi para pemuda Bojonegoro
yang akan diikutkan dalam JPI. “Sayangnya, setelah tahun 2011, tidak ada lagi
program BPAP dan yang ada hanyalah Jambore Pemuda Indonesia (JPI) sebagai imbas
dari Kasus Hambalang yang melibatkan Kemenpora beberapa waktu yang lalu”
pungkasnya.
2 comments:
Semoga menginspirasi
Semoga menginspirasi
Post a Comment