Meski
bukan berasal dari kelas unggulan semasa masih belajar di Attanwir, Ita Aristia
Saida atau biasa dipanggil dengan sebutan Tya ini mampu melanjutkan
pendidikannya sampai ke jenjang S2. Hebatnya lagi pendidikan pasca sarjananya
ini ia dapatkan tanpa kendala berarti dan langsung diterima masuk di program pasca sarjana pendidikan IPS di UNESA berkat keaktifannya dalam
mengikuti proyek-proyek di bidang studi sosial, khususnya yang berkaitan dengan
bidang ilmu Gografi.
Termotivasi
dengan cara mengajar guru geografinya semasa di Attanwir yang dianggapnya
begitu menarik, Tya remaja menjatuhkan pilihannya pada bidang ilmu Geografi
saat hendak melanjutkan pendidikannya di Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Beruntungnya lagi, dia merupakan satu dari dua orang yang terpilih masuk
universitas tersebut melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat dan Bakat) yang
diselenggarakan oleh pihak universitas.
Alumni
Attanwir tahun 2008 ini mengatakan saat itu, PMDK masuk dalam progam prestasi
yang menggunakan nilai rapot dan bukan hasil dari ujian nasional. Namun, tetap
saja ada tes tulis dan tes lisan. Beruntungnya kala itu, dia merupakan satu
dari dua orang yang dinyatakan lolos seleksi dan diterima untuk belajar di
UNESA pada jurusan pendidikan geografi.
Mendapat
kesempatan seperti itu, tentu tidak ia sia-siakan. Meskipun berasal dari
keluarga yang cukup berada, tak lantas menjadikannya anak yang manja dan malas
untuk belajar. Akan tetapi, hal tersebut justru membuatnya semakin termotivasi
untuk memberikan yang terbaik. Sebab, tak banyak orang yang mendapatkan
kesempatan layaknya apa yang telah ia dapatkan.
Selain
termotivasi oleh guru geografinya semasa di Attanwir, Tya menjelaskan
keputusannya tersebut ia ambil karena belum banyak orang yang melirik jurusan
geografi dan tentunya peluang untuk menjadi guru pada bidang ilmu tersebut
masih terbuka lebar. Ternyata, keputusannya tepat, sebab seminggu setelah
yudisium ia langsung mendapatkan panggilan untuk mengajar di sebuah lembaga
pendidikan swasta ternama di Sidoarjo, sekaligus mendapatkan kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan pasca sarjananya di universitas yang sama.
“Alhamdulillah,
saya sangat bersyukur atas apa yang telah saya raih saat ini. Disamping
langsung mendapatkan pekerjaan, saya juga mendapatkan tawaran S2 di pendidikan
IPS Universitas Negeri Surabaya” ucapnya.
Gadis
yang semula bercita-cita menjadi seorang polwan ini mengakui bahwa tak banyak
orang yang tertarik dengan geografi sebab ilmu tersebut masuk pada jurusan IPS
bukannya IPA. Namun, dia tak setuju apabila geografi dianggap sebelah mata,
sebab menurutnya goegrafi adalah ilmu cakupan, dimana semua ilmu atau bidang keilmuan
masuk kedalamnya. Bahkan, geografi merupakan platformnya bidang-bidang ilmu
lainnya seperti sejarah, ekonomi dan sosiologi.
Kini,
putri sulung dari pasangan Drs. H. Moh. Ihsan dan Dra. Hj. Siti Asri’ah ini
tengah aktif mengajar di berbagai lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal. Diantaranya yaitu,
SMP YPM 1 Taman (guru IPS) SMA Bayangkari 4 Sidoarjo (Intensif Geografi) SMA
Wahid Hasyim Taman Sidoarjo (Intensif Geografi) dan di beberapa lembaga
bimbingan belajar lokal (mengajar IPS SD, SMP dan Geografi SMA). Dengan
kesibukannya yang super padat tersebut, Tya masih mampu berprestasi dengan
menyabet predikat sebagai guru teladan bersama sepuluh orang guru lainnya dan
dikirim ke berbagai diklat dan pelatihan antar sekolah sebagai tutor pelatihan.
“Tak
pernah terbayangkan sebelumnya untuk menjadi tutor pada diklat dan pelatihan
antar sekolah. Hal ini merupakan pengalaman yang luar biasa dan pretasi
tersendiri bagi saya” ungkapnya.
Kedepan,
setelah selesai menamatkan S2nya yang akan selesai pada tahun 2014 ini, ia bercita-cita
untuk menambah gelarnya kembali menjadi Prof. Dr. Hj. Ita Aristia Saida, M.Pd pada
suatu saat nanti.”Saya ingin membuktikan bahwa para siswa yang berada di kelas
non unggulan saat di MA maupun SMA masih bisa untuk berprestasi hingga ke
tingkat yang tertinggi”pungkasnya
1 comments:
koncoku maneh
Post a Comment