Monday, April 21, 2014

Siti Masulah Perwakilan Jawa Timur Di Pentas Nasional



Menjadi wakil Jawa Timur di pentas Nasional, tentunya merupakan sebuah kebanggaan dan pengalaman yang tak mungkin bisa dilupakan. Terlebih lagi, saat itu ia adalah satu-satunya perwakilan Bojonegoro yang lolos dan berhak mewakili Jawa Timur dalam dua program kepemudaan, Jambore Pemuda Indonesia (JPI) dan Bakti Pemuda Antar Provinsi (BPAP) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tahun 2011 bersama 23 orang pemuda lainnya dari seluruh pelosok Jawa Timur. Selama mengikuti program tersebut, tentunya banyak sekali cerita dan pengalaman-pengalaman menarik yang sekiranya patut ia bagikan. Untuk itulah alumniattanwir.blogspot.com sengaja menampilkan profilnya sebagai inspirasi dan motivasi bagi para pembaca sekalian untuk berprestasi. Khususnya, bagi Anda para remaja yang saat ini masih duduk dibangku sekolah maupun Perguruan Tinggi. Berikut profil singkatnya! 

Terlahir dari keluarga sederhana dan anak seorang petani bukanlah alasan baginya untuk tidak berprestasi. Dimulai dari keaktifannya berorganisasi sejak Aliyah maupun setelahnya, menjadi salah satu kunci suksesnya berpartisipasi pada program tahunan yang diselenggarakan oleh Kemenpora tersebut. Siti Masulah, begitulah nama lengkapnya, alumni Attanwir tahun 2008 ini bisa dikatakan cukup beruntung. Sebab, dari sekian ratus pemuda Jawa Timur yang mengikuti seleksi JPI dan BPAP saat itu, ia menjadi salah satu peserta yang terpilih dan berhak mewakili Jawa Timur di pentas Nasional.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya, dialah yang terpilih. Sebab, saat itu masih ada dua orang seniornya di OKP (Organisasi Kepemudaan) yang juga lolos ditingkat Provinsi. Belum, lagi sebagian besar peserta lainnya dari Kabupaten lain rata-rata adalah alumni Kange Yune di daerah masing-masing yang tentunya memiliki kapasitas yang lebih untuk mewakili Jawa Timur di pentas Nasional mengingat quota peserta yang ada hanyalah 24 orang peserta.   

“Saat itu, saya tak menyangka bisa berhasil sejauh itu. Jujur, dari banyaknya peserta yang ada , kebanyakan adalah alumni Kange Yune di daerah masing-masing. Belum lagi, ada juga dua orang senior saya di OKP yang juga lolos di tingkat Provinsi sehingga membuat saya agak pesimis untuk melangkah lebih jauh lagi” katanya.

Namun, keberuntungan ternyata lebih berpihak kepadanya. Sepekan setelah seleksi di tingkat Provinsi dilaksanakan. Ula, nama panggilannya dinyatakan lolos dan berhak mewakili Jawa Timur pada Jambore Pemuda Indonesia (JPI) dan Bakti Pemuda Antar Provinsi (BPAP) tahun 2011.

“Saat itu, kebetulan JPI dilaksanaan di Jawa Timur dan bertempat di Kanjuruan Malang. Sementara untuk BPAPnya sendiri saya ditempatkan di Provinsi Bangka Belitung, buminya Laskar Pelangi” terangnya.

Lebih jauh lagi, Ula menjelaskan bahwa proses seleksi dimulai dari tingkat Kabupaten dan diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga setempat dimana materi yang diujikan meliputi Seni Budaya, Wawasan Kebangsaan, Wirausaha dan mata pelajaran umum. Setelah itu, para peserta yang lolos seleksi dikirimkan ke tingkat Provinsi untuk mengikuti ujian serupa.

“Di Provinsi ujiannya lebih ketat lagi, sebab pesertanya adalah perwakilan dari masing-masing daerah yang juga lolos seleksi sebelumnya” imbuhnya.

Setelah terpilih, para peserta di karantina selama sepekan penuh untuk digodok kepribadiannya dan juga dibekali dengan hal-hal yang sekiranya akan dibutuhkan dalam JPI dan BPAP. Seperti halnya seni budaya yang mencakup penguasaan tari-tarian dan alat-alat musik tradisional. Ada juga pembelajaran terkait pembuatan beraneka ragam kuliner-kuliner khas Jawa Timur dan tentunya materi-materi lainnya yang berhubungan dengan program tersebut.

Wanita yang sebentar lagi akan menjadi seorang ibu ini mengatakan banyak hal yang ia dapatkan selama mengikuti program tersebut. Diantaranya adalah keanekaragaman budaya Indonesia yang dapat ia lihat langsung saat pelaksanaan JPI melalui perwakilan-perwakilan pemuda lainnya dari seantero nusantara yang menampilkan adat dan budaya mereka masing-masing.

“Mengesankan sekali dapat berbaur dan berbagi budaya dengan para pemuda Indonesia lainnya selama Jambore” kenangnya.

Selanjutnya, setelah Jambore Pemuda Indonesia (JPI) berakhir. Para peserta dikelompokkan menjadi beberapa kelompok untuk mengikuti BPAP (Bakti Pemuda Antar Provinsi) yang berlangsung selama sebulan penuh.

“Pada program BPAP, setiap Provinsi berpartner dengan tiga Provinsi lainnya. Saat itu, Jawa Timur berpartner dengan Bangka Belitung, Lampung dan Papua” jelasnya.

“Jadi, peserta dari masing-masing provinsi tersebut dioplos. Katakalah, peserta dari Jawa Timur ada 24 orang. Maka, 24 orang tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, dimana tiap kelompoknya terdiri dari 8 orang peserta. Masing-masing kelompok tersebut akhirnya disebar ke tiga Provinsi Partner tersebut dan begitupun sebaliknya” imbuhnya.

Selama di Bangka Belitung, banyak pula hal dan pengalaman yang ia dapatkan. Mulai dari mendapatkan keluarga angkat, belajar adat dan budaya Belitung, mengunjungi Pabrik Timah untuk melihat proses penambangan dan pengolahannya, mengunjungi UKM-UKM setempat yang bercirikan khas Belitung dan tentunya banyak lagi lainnya yang tidak dapat diceritakan satu persatu.

“Intinya, program tersebut mengajak kita untuk saling berbagi dan mengenal budaya Indonesia yang beraneka ragam banyaknya, disamping juga sebagai sarana pemersatu bangsa” katanya.

Kini, setelah mengikuti program tersebut, setiap tahun ia juga bertugas untuk menyeleksi para pemuda Bojonegoro yang akan diikutkan dalam JPI. “Sayangnya, setelah tahun 2011, tidak ada lagi program BPAP dan yang ada hanyalah Jambore Pemuda Indonesia (JPI) sebagai imbas dari Kasus Hambalang yang melibatkan Kemenpora beberapa waktu yang lalu” pungkasnya.





2 comments:

mas awang said...

Semoga menginspirasi

mas awang said...

Semoga menginspirasi

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes