Saturday, May 10, 2014

Afifatul Munjidah, Menangkan Dua Penghargaan di Festival Colour of The World Malaysia Bersama Rampoe UGM



Dapat memperkenalkan dan menampilkan budaya Indonesia di kancah Internasional merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Terlebih lagi, apa yang telah ditampilkan tersebut mendapat aspresiasi yang lebih. Dua penghargaan sekaligus dapat diraihnya bersama Rampoe UGM, salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta tempatnya melanjutkan pendidikan formal selepas lulus dari MA Islamiyah Attanwir pada tahun 2013 kemarin.
Kegemarannya menyanyi dan menari semenjak kecil membawa Vieva panggilan akrab  Afifatul Munjidah untuk bergabung dengan grup tari Rampoe UGM, salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta yang menggeluti kesenian Aceh. Berkat pilihannya tersebut, ia pun turut serta dalam Festival Colour of The World, sebuah ajang kesenian Internasional yang diikuti oleh banyak negara di dunia yang dilaksanakan di Universiti Teknologi Petronas (UTP), Perak, Malaysia. Hebatnya lagi, dalam festival tersebut dia dan timnya, Rampoe UGM meraih dua piala sekaligus untuk kategori Best Performance dan Best Music di ajang yang sama.
Rampoe UGM saat tampil di Festival Colur of The World
 “Senang sekali dapat berpartisipasi dan ambil bagian dalam festival internasional tersebut. Terus terang, Festival Colour of The World adalah ajang pertama, terbesar dan terkeren yang pernah saya ikuti” ujarnya bangga.
Afifatul Munjidah dengan Busana Kas Aceh
 Dalam festival tersebut, Vieva dan Rampoe UGM menampilkan banyak sekali tari-tarian Aceh, seperti halnya tari Likok Pulo, Ratoeh Duek, Tarek Pukat, Rapa’i Geleng, dan Saman yang berhasil memukau ratusan pasang mata yang datang dan menyaksikan penampilan meraka.
Putri Bungsu Ustadz Harsono ini mengatakan, prestasi yang diraih bersama timnya tersebut tidak begitu saja datang dengan tiba-tiba. Akan tetapi, jauh-jauh hari ia dan timnya, Rampoe UGM selalu melakukan latihan secara intens dan berkala. Bahkan, setiap akhir pekan ia dan timnya, Rampoe UGM juga menggelar Street Performance di beberapa titik keramaian kota Yogyakarta, seperti halnya di titik nol kilometer jalan Malioboro dan Alun-Alun Kidul Yogyakarta.
Foto Bersama tim Rampoe UGM
 “Setiap akhir pekan kami selalu menggelar Street Performance di beberapa lokasi strategis dengan tujuan untuk mengenalkan budaya Aceh kepada para penonton yang berasal dari berbagai daerah dan kalangan. Disamping itu, kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk menggalang dana pemberangkatan tim dalam ajang-ajang Internasional, seperti halnya saat mengikuti Festival colour of The World beberapa waktu yang lalu” tuturnya.
Rampoe UGM seusai pentas
 selama berada di Malaysia, mahasiswi Sastra Asia Barat Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini menceritakan banyak hal yang telah ia dan timnya lakukan. Selain menampilkan kesenian Indonesia di Festival Colour of The World, dia dan timnya, Rampoe UGM juga mendapatkan kesempatan mengunjungi tempat-tempat menarik yang ada di Malaysia, seperti halnya Cameroon Highland yang terkenal dengan panorama alamnya yang mengagumkan berhiaskan kebun-kebun bunga dan teh yang terhampar sejauh mata memandang. 
Setelah puas dimanjakan oleh keindahan alam disana, Vieva dan timnya, Rampoe UGM diajak ke UPSI (Universiti Pendidikan Sultan Idris) Malaysia untuk menonton Program Khazanah Anak Seni yang diasaskan oleh Dato’ Zulkifli Zain, aktivis seni dan teater hebat Malaysia. Tujuan diadakannya acara tersebut adalah untuk memartabatkan khazanah seni dengan menonjolkan nilai-nilai seni tradisional, khususnya silat Malaysia dan memperkenalkannya ke semua anak melayu supaya mereka melibatkan diri di dalamnya.
Foto Bersama di depan Twin Tower Kuala Lumpur, Malaysia
 Hari terakhir di Malaysia, Vieva dan timnya, Rampoe UGM mengunjungi Kuala Lumpur ibukota negeri Jiran Malaysia untuk melihat-lihat beberapa destinasi wisata seperti halnya China Town, Twin Tower, Pasar Seni, dan kota tua. 
“Selama di Kuala Lumpur Kami berkeliling dengan BAS (semacam Busway tapi gratis). Dan sempat mencoba naik MRT (Mono Rail Train) bawah tanah yg super cepat. Kami juga sempat mengunjungi sirkuit Sepang, dimana biasanya ajang balapan Formula 1 dan Moto GP diselenggarakan” kenangnya bangga.

1 comments:

mas awang said...

Semoga menginspirasi !

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes