Monday, April 28, 2014

Miftachul Munif Manager Quality Control Research and Development



Segelas atau sebotol air mineral dalam kemasan (AMDK) tidak begitu saja disajikan langsung dari sumber mata airnya. Akan tetapi, ada proses dan tahapan tertentu yang harus dilakukan sehingga produk tersebut layak dikonsumsi oleh masyarakat. Lalu, apa saja proses yang harus dilalui dan siapa yang bertanggungjawab atas hal tersebut? Berikut profil singkat Miftachul Munif, alumni Attanwir tahun 2007 yang bekerja di salah satu perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

Tertarik dengan pelajaran Biologi semenjak masih duduk di bangku Aliyah, membuatnya bercita-cita untuk dapat kuliah pada jurusan yang sama dengan minatnya tersebut. Dengan tekad yang bulat dan semangat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, Munif pun mantap mendaftarkan diri ke salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada di Malang. Ternyata, apa yang dicita-citakannya selama di Aliyah menjadi kenyataan dan akhirnya ia benar-benar dapat diterima pada jurusan Biologi, konsentrasi mikrobiologi industri selepas lulus dari Attanwir pada tahun 2007.

Thursday, April 24, 2014

Umi Khorirotin Nasichah Konselor P2TP2A Kabupaten Malang



Menjadi seorang konselor atau penyuluh di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) tentunya bukanlah cita-cita masa kecilnya. Terlebih lagi, pekerjaan yang ia lakukan saat ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan jurusan Matematika yang ia pilih saat kuliah di UIN Maliki Malang. Lalu, bagaimana ceritanya Umi Khorirotin Nasichah, alumni Attanwir tahun 2007 ini lebih konsen ke ilmu psikologi dan hukum dari pada matematika yang menjadi jurusannya saat kuliah. Yuk, kita simak profil singkatnya berikut ini.

Merantau ke kota kembang dan kuliah di salah satu PTN ternama di Malang menjadi pilihannya pasca lulus dari Aliyah. Disana, wanita yang berasal dari Desa Ngemplak Kecamatan Baureno ini memilih jurusan Matematika di Fakultas Saintek UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan harapan seuasai lulus nanti minimal akan menjadi seorang guru seperti kebanyakan alumni lainnya. Namun, harapan masa lalunya tersebut akhirnya tak pernah terealisasi. Sebab, karena keaktifannya mengikuti dan mempelajari isu-isu perempuan dan anak selama menjadi aktifis PMII ini telah mengantarkannya menjadi Konselor di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang.

Monday, April 21, 2014

Siti Masulah Perwakilan Jawa Timur Di Pentas Nasional



Menjadi wakil Jawa Timur di pentas Nasional, tentunya merupakan sebuah kebanggaan dan pengalaman yang tak mungkin bisa dilupakan. Terlebih lagi, saat itu ia adalah satu-satunya perwakilan Bojonegoro yang lolos dan berhak mewakili Jawa Timur dalam dua program kepemudaan, Jambore Pemuda Indonesia (JPI) dan Bakti Pemuda Antar Provinsi (BPAP) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tahun 2011 bersama 23 orang pemuda lainnya dari seluruh pelosok Jawa Timur. Selama mengikuti program tersebut, tentunya banyak sekali cerita dan pengalaman-pengalaman menarik yang sekiranya patut ia bagikan. Untuk itulah alumniattanwir.blogspot.com sengaja menampilkan profilnya sebagai inspirasi dan motivasi bagi para pembaca sekalian untuk berprestasi. Khususnya, bagi Anda para remaja yang saat ini masih duduk dibangku sekolah maupun Perguruan Tinggi. Berikut profil singkatnya! 

Thursday, April 17, 2014

Uun Nasikhun Dari Attanwir Sampai Al Azhar, Kairo, Mesir



Sempat mengenyam pendidikan informal bahasa Inggris selama setahun di Pare, Kediri pasca lulus dari Attanwir, Uun Nasikhun tak pernah berencana untuk melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Terlebih lagi, menjadi mahasiswa di salah satu universitas tertua dan ternama di dunia, Al Azhar University, Kairo, Mesir. Keberuntungannya tersebut berawal dari kebimbangan hatinya menjelang studi akhirnya saat di Pare. Waktu itu, Uun mendapat tawaran untuk mengajar di beberapa lembaga pendidikan sebagai guru bahasa Inggris. Namun, sang Ibunda, Hj. Niswatin tidak berkenan apabila anak keduanya tersebut langsung menjadi guru. Ibundanya lebih ridho apabila ia melanjutkan belajarnya ke jenjang S1 dan menjadi seorang sarjana terlebih dahulu. Saat itulah, ia mendapatkan informasi dari teman kursusnya selama di Pare bahwa ada tes masuk perguruan tinggi di Mesir. Ternyata, perguruan tinggi yang di maksud tersebut adalah  Al-Azhar University.

Dari informasi tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk mencobanya dengan mengikuti serangkaian ujian masuk Al Azhar University melalui perwakilannya di Indonesia. Diantaranya yakni, tes tulis yang meliputi pembahasan qowaidhul lughoh, fiqh dan mengarang. Sementara untuk tes selanjutnya berupa hafalan Qur’an satu juz awal serta muhadasah.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes