Siapa
sangka keterbatasan membuatnya makin kreatif, bukannya malah berhenti ditengah
jalan akan tetapi ia justru terus melaju untuk mencapai cita-citanya menjadi
seorang sarjana yang berprestasi dan memiliki penghasilan sendiri dari lembaga
bimbingan belajar yang didirikannya di Jogyakarta tanpa harus mengandalkan
kiriman orang tuanya di kampung halaman.
Dengan
dalih belum genap berusia 17 tahun saat lulus aliyah, Ratna Sofiana alumni
Attanwir tahun 2008 ini tidak diizinkan orang tuanya untuk melanjutkan
pendidikannya ke perguruan tinggi. Akan tetapi, karena tidak ingin menganggur
pasca lulus aliyah, ia pun akhirnya memutuskan untuk belajar bahasa Inggris
terlebih dahulu di Pare, Kediri selama kurang lebih setahun. Berbekal
keahliannya dalam bahasa asing tersebut, akhirnya Ratna mendapatkan tawaran
untuk mengajar di salah satu SMA swasta yang ada di Grobogan, Jawa Tengah.
Meski
telah mendapatkan pekerjaan sebagai guru, tak lantas membuatnya melupakan cita-cita
awalnya untuk dapat melanjutkan pendidikan formalnya ke jenjang yang lebih
tinggi. Dengan tekad yang kuat, akhirnya Ratna pun mendaftar di salah satu
Universitas Negeri yang ada di Jogjakarta meskipun dengan bekal ala kadarnya.
Dengan latar belakang pendidikan Bahasa Inggrisnya selama di Pare, ia pun
berniat untuk mengambil jurusan yang selinier pula dengan keahliannya tersebut.
Namun, nasib berkata lain, saat pengumuman penerimaan mahasiswa baru ia malah
diterima pada jurusan Ilmu Hukum UIN Sunan Kalijaga Jogyakarta yang notabanenya
belum pernah dipelajari sebelumnya selama di Aliyah maupun selama pendidikan
non formalnya di Pare, Kediri.
Mengetahui
bukannya jurusan Bahasa Inggris yang ia dapatkan, Ratna pun mulai pesimis dan
ragu apakah ia bisa melaluinya dengan baik. Menyadari kelemahannya tersebut,
Ratna teringat kembali akan cita-cita awalnya yang ingin bisa kuliah. Di tambah
lagi, telah banyak hal yang ia lakukan dan korbankan demi cita-citanya
tersebut, termasuk keterbatasan dana yang ia miliki. Kalau saja ia terus
pesimis, siapa yang akan membantunya? Sementara ia sendiri tidak percaya dengan
dirinya sendiri. Dari situlah, akhirnya ia berjuang dengan sekuat tenaga untuk
belajar sebaik mungkin dan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memenuhi kebutuhan
hidup dan kuliahnya, sebab tak mungkin lagi apabila ia harus menggantungkan
biaya hidup dan kuliahnya pada keluarga di kampung halaman yang pas-pasan.
Berkat
kerja kerasnya tersebut, tak disangka-sangka di akhir semester pertama ia
mendapatkan penghargaan yang diselenggarakan oleh fakultas Syariah dan Hukum
UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta sebagai mahasiswa berprestasi ilmu hukum hingga
semakin melecutkan semangatkan untuk terus berprestasi sampai puncaknya Ratna
meraih gelar sarjananya dengan menjadi lulusan terbaik se-jurusan dan masuk 10
besar lulusan terbaik di fakultas.
Tak
hanya berprestasi dalam bidang akademik, akan tetapi ia juga mampu menghidupi
dirinya sendiri dengan bekerja sebagai tutor pada salah satu lembaga bimbingan
belajar yang ada di Jogyakarta. Menyadari prospek bisnis bimbel yang begitu
cerah di kota pelajar tersebut, muncul keinginan untuk membuat lembaga
bimbingan belajar sendiri dengan nama Jogja Smart Bimbingan Belajar. Akhirnya,
dengan sistem “getok-tular” yang dilakukan oleh orang tua para siswa bimblenya
yang suka dengan sistem pembelajaran yang diterapkannya, Jogja Smart Bimbingan
Belajar dapat berkembang dengan cukup pesat dan menggembirakan dengan ratusan
siswa yang telah dibimbingnya. Melihat besarnya animo masyarakat terhadap Jogja
Smart Bimbel, Ratna pun akhirnya merekrut banyak tenaga pengajar baru dari
berbagai universitas ternama yang ada di Jogyakarta seperti halnya
UGM,UNY,UIN,UMY,UAD dan masih banyak lainnya. Hingga kini, tak kurang dari 50
mahasiswa telah bergabung dan menjadi tutor pada lembaga bimbel yang telah
dirintisnya. Kini, Berkat usahanya tersebut, ia mampu melanjutkan program pasca
sarjanya dan mengambil Konsentrasi Hukum Bisnis Islam di Universitas yang sama.
Dara
cantik yang beralamat asli di Desa Banjaranyar Baureno ini selalu memiliki
prinsip untuk menjadi pribadi yang kuat dan hal tersebut telah dibuktikannya
selama belajar di Jogyakarta, dari gadis yang biasa saja dengan penuh
keterbatasan biaya. Namun ia mampu mengatasinya tanpa harus bergantung dengan
orang lain.
“Dream,
Believe and Make It Happen” Saya terus bermimpi, saya meyakini mimpi-mimpi dan
harapan saya, lalu saya berjuang untuk membuatnya dapat terjadi. Kalau saya
bisa, kenapa Anda tidak?” pungkasnya memotivasi.
1 comments:
inspiratif
Post a Comment