Sunday, July 13, 2014

Ratna Sofiana Owner Jogja Smart Bimbingan Belajar

Siapa sangka keterbatasan membuatnya makin kreatif, bukannya malah berhenti ditengah jalan akan tetapi ia justru terus melaju untuk mencapai cita-citanya menjadi seorang sarjana yang berprestasi dan memiliki penghasilan sendiri dari lembaga bimbingan belajar yang didirikannya di Jogyakarta tanpa harus mengandalkan kiriman orang tuanya di kampung halaman.

Dengan dalih belum genap berusia 17 tahun saat lulus aliyah, Ratna Sofiana alumni Attanwir tahun 2008 ini tidak diizinkan orang tuanya untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Akan tetapi, karena tidak ingin menganggur pasca lulus aliyah, ia pun akhirnya memutuskan untuk belajar bahasa Inggris terlebih dahulu di Pare, Kediri selama kurang lebih setahun. Berbekal keahliannya dalam bahasa asing tersebut, akhirnya Ratna mendapatkan tawaran untuk mengajar di salah satu SMA swasta yang ada di Grobogan, Jawa Tengah.


Meski telah mendapatkan pekerjaan sebagai guru, tak lantas membuatnya melupakan cita-cita awalnya untuk dapat melanjutkan pendidikan formalnya ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan tekad yang kuat, akhirnya Ratna pun mendaftar di salah satu Universitas Negeri yang ada di Jogjakarta meskipun dengan bekal ala kadarnya. Dengan latar belakang pendidikan Bahasa Inggrisnya selama di Pare, ia pun berniat untuk mengambil jurusan yang selinier pula dengan keahliannya tersebut. Namun, nasib berkata lain, saat pengumuman penerimaan mahasiswa baru ia malah diterima pada jurusan Ilmu Hukum UIN Sunan Kalijaga Jogyakarta yang notabanenya belum pernah dipelajari sebelumnya selama di Aliyah maupun selama pendidikan non formalnya di Pare, Kediri.

Mengetahui bukannya jurusan Bahasa Inggris yang ia dapatkan, Ratna pun mulai pesimis dan ragu apakah ia bisa melaluinya dengan baik. Menyadari kelemahannya tersebut, Ratna teringat kembali akan cita-cita awalnya yang ingin bisa kuliah. Di tambah lagi, telah banyak hal yang ia lakukan dan korbankan demi cita-citanya tersebut, termasuk keterbatasan dana yang ia miliki. Kalau saja ia terus pesimis, siapa yang akan membantunya? Sementara ia sendiri tidak percaya dengan dirinya sendiri. Dari situlah, akhirnya ia berjuang dengan sekuat tenaga untuk belajar sebaik mungkin dan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup dan kuliahnya, sebab tak mungkin lagi apabila ia harus menggantungkan biaya hidup dan kuliahnya pada keluarga di kampung halaman yang pas-pasan.

Berkat kerja kerasnya tersebut, tak disangka-sangka di akhir semester pertama ia mendapatkan penghargaan yang diselenggarakan oleh fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta sebagai mahasiswa berprestasi ilmu hukum hingga semakin melecutkan semangatkan untuk terus berprestasi sampai puncaknya Ratna meraih gelar sarjananya dengan menjadi lulusan terbaik se-jurusan dan masuk 10 besar lulusan terbaik di fakultas. 

Tak hanya berprestasi dalam bidang akademik, akan tetapi ia juga mampu menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja sebagai tutor pada salah satu lembaga bimbingan belajar yang ada di Jogyakarta. Menyadari prospek bisnis bimbel yang begitu cerah di kota pelajar tersebut, muncul keinginan untuk membuat lembaga bimbingan belajar sendiri dengan nama Jogja Smart Bimbingan Belajar. Akhirnya, dengan sistem “getok-tular” yang dilakukan oleh orang tua para siswa bimblenya yang suka dengan sistem pembelajaran yang diterapkannya, Jogja Smart Bimbingan Belajar dapat berkembang dengan cukup pesat dan menggembirakan dengan ratusan siswa yang telah dibimbingnya. Melihat besarnya animo masyarakat terhadap Jogja Smart Bimbel, Ratna pun akhirnya merekrut banyak tenaga pengajar baru dari berbagai universitas ternama yang ada di Jogyakarta seperti halnya UGM,UNY,UIN,UMY,UAD dan masih banyak lainnya. Hingga kini, tak kurang dari 50 mahasiswa telah bergabung dan menjadi tutor pada lembaga bimbel yang telah dirintisnya. Kini, Berkat usahanya tersebut, ia mampu melanjutkan program pasca sarjanya dan mengambil Konsentrasi Hukum Bisnis Islam di Universitas yang sama.


Dara cantik yang beralamat asli di Desa Banjaranyar Baureno ini selalu memiliki prinsip untuk menjadi pribadi yang kuat dan hal tersebut telah dibuktikannya selama belajar di Jogyakarta, dari gadis yang biasa saja dengan penuh keterbatasan biaya. Namun ia mampu mengatasinya tanpa harus bergantung dengan orang lain.

“Dream, Believe and Make It Happen” Saya terus bermimpi, saya meyakini mimpi-mimpi dan harapan saya, lalu saya berjuang untuk membuatnya dapat terjadi. Kalau saya bisa, kenapa Anda tidak?” pungkasnya memotivasi.


1 comments:

mas awang said...

inspiratif

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes