Mengawali karir sebagai reporter
di media kampus semasa masih kuliah di IAIN Sunan Ampel Surabaya yang kini
telah berganti nama menjadi UINSA Surabaya membuatnya dipercaya untuk menjadi
redaktur pelaksana atau editor berita pada sebuah situs berita online ternama
di Bojonegoro. Lalu, bagaimana ihwal mulanya, lulusan terbaik kedua Tafsir
Hadits Fakultas Ushuludin IAIN Surabaya tahun 2011 ini menapaki karir
jurnalistiknya di situs berita online. Berikut profil singkat Nidhomatum
Mukhlisotur Rohmah, alumni Attanwir tahun 2007.
Berasal dari keluarga sederhana
tak membuat langkahnya terhenti begitu saja untuk terus dapat menempuh
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal tersebut dibuktikannya saat hendak
lulus dari Attanwir. Saat itu, selepas Ujian Nasional sebagian teman
seangkatannya sudah menentukan kemana mereka akan melanjutkan pendidikan
sarjananya. Sementara itu, ia sendiri masih dalam kegalauan yang teramat sangat
karena keterbatasan ekonomi yang dialami keluarganya tak memungkinkan untuk
dapat membiayai cita-citanya tersebut. Namun, berkat kegigihannya dalam
berikhtiar, ia pun dapat melanjutkan pendidkan sarjananya tanpa harus
mengeluarkan banyak biaya.
“Di Attanwir, setiap siswa yang hendak
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri selalu difasilitasi oleh pihak
madrasah. Mereka dikordinir dan diberikan berbagai macam informasi terkait
dengan proses pendaftaran di masing-masing PTN yang dituju. Kebetulan, saat itu
saya telat mendaftarkan diri ke pihak madrasah. Akhirnya, saya harus berangkat
sendiri ke Surabaya untuk mencari penjelasan lebih lanjut terkait dengan
program beasiswa tersebut ” katanya.
Berbekal restu orang tuanya,
berangkatlah ia ke Surabaya seorang diri untuk mendaftarkan diri pada program
beasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya jurusan Tafsir Hadits Internasional (THI)
dengan harapan akan menjadi salah satu
penerima beasiswa tersebut.
Meski sempat pesimistis, ternyata
usahanya berbuah manis, Cholis menjadi salah satu peserta yang akhirnya lulus
dan diterima sebagai mahasiswa jurusan Tafsir Hadits Internasional IAIN Sunan
Ampel Surabaya melalui jalur beasiswa.
“Alhamdulillah, saat itu akhirnya
saya lulus dan diterima menjadi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya jurusan
Tafsir Hadits Internasional (THI) bersama 24 orang lainnya setelah bersaing
ketat dengan 300 orang peserta” imbuhnya.
Tak hanya berhenti sampai disitu,
sesuai dengan embel-embel internasional pada programnya. Ternyata sistem
perkuliahannya pun menggunakan dua bahasa internasional yakni, bahasa Arab dan
bahasa Inggris, kecuali mata kuliah bahasa Indonesia yang tetap menggunakan
bahasa nasional.
“Penggunaan bahasa Arab dan
bahasa Inggris tak hanya sekedar waktu di kelas. Akan tetapi juga saat
pembuatan makalah dan presentasinya yang membuat saya puyeng (pusing) saat awal-awal perkuliahan hingga menjadi bahan
tertawaan teman-teman lainnya karena minimnya perbekalan bahasa asing yang saya
miliki” kenangnya.
Tak hanya giat belajar, mantan
roisah PPM putri ini juga aktif dalam berbagai macam organisasi, baik intra
maupun ekstra kampus, antara lain sebagai ketua Korpi PMII Fakultas Ushuludin,
Sekretaris HMJ Tafsir Hadits Usuludin, Koordinator Penerangan dan Penerbitan
FKMB Bojonegoro. Selain itu, ia juga aktif sebagai pengurus DEMA Pesmi IAIN
Sunan Ampel dan Sekretaris HIMA Attanwir.
“Lucunya, karena jabatan-jabatan itu
saya jabat dalam waktu yang bersamaan, seringkali saya kebingungan mengatur
waktu, apalagi kalau masing-masing organisasi mengadakan pertemuan dalam waktu bersamaan.
Namun, akhirnya saya bisa juga mensiasati hal tersebut. Kadang-kadang setengah
jam ikut di organisasi satu dan setengah jam lainnya ikut pertemuan di
organisasi lain, alias selingkuh terstruktur” terangnya tersenyum malu.
“Alhamdulilah, hingga usai menjabat
saya tetap bisa bertanggungjawab sesuai tupoksi saya di masing-masing
organisasi tersebut” tandasnya.
Wanita yang baru saja melepas masa
lajangnya tersebut meneruskan, pasca lulus kuliah ia pun lantas kembali ke
kampung halamannya di Bojonegoro pada tahun 2011 dan bekerja sebagai guru di
MINU ICP Bojonegoro.
Namun, profesi barunya tersebut tak
lantas membuatnya terlalu gembira. Sebab, sejak saat itu ia merasakan kejenuhan
dan depresi akibat tidak bisa melakukan aktifitas jurnalistiknya seperti halnya
apa yang telah dilakukankanya semasa masih kuliah di Surabaya.
Dalam masa-masa stagnan tersebut,
akhirnya datanglah tawaran untuk menjadi editor berita di situs berita online,
blokBojonegoro.com yang saat itu baru saja berdiri. Tanpa banyak pertimbangan,
akhirnya tawaran tersebut iapun terima dengan suka cita karena ia masih dapat
menjalankan pekerjaan utamanya sebagai pengajar di MINU ICP Bojonegoro.
“Kebetulan Pimred tabloid dan situs
berita online blokBojonegoro adalah senior saya di IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Jadi, beliau tahu betul aktifitas jurnalistik saya saat masih kuliah. Mungkin
karena itulah, mengapa saya ditarik untuk membatu mengelola media tersebut”
jelasnya.
Selang beberapa waktu, ia pun lantas
melanjutkan pendidikan pasca sarjananya di universitas yang sama sembari tetap
melanjutkan aktifitas mengajar dan jurnalistiknya hingga akhirnnya dapat meraih
gelar magister pada tahun 2014 dengan hasil yang cukup memuaskan. Wanita yang
beralamatkan di Desa Sembung Kecamatan Kapas ini sekarang masih berprofesi
sebagai redaktur pelaksana tabloid dan situs berita online blokBojonegoro.com.
1 comments:
Semoga bermanfaat
Post a Comment